Selasa, 04 Desember 2018

Islam Online dalam Youtube Gita Savitri


Al-Rawi (2015), Online Reactions to the Muhammad Cartoons: YouTube and the Virtual Ummah (Reaksi online ke Kartun Muhammad: YouTube dan Virtual Ummah). Islam online adalah salah satu bentuk kajian atau penyampaian islam yang disajikan  dalam suatu media sosial. Islam online sering kali kita jumpai dalam postingan vidio di youtube. Islam online dalam youtube merupakan bagaimana vidio-vidio yang ada dalam youtube tersebut dapat menyalurkan nilai-nilai islam sehingga  youtube dapat dijadikan sebagai salah satu wasilah ummat islam dalam menyebarluaskan ajaran Islam. Fungsi youtube dalam meluaskan ruang publik sangat berkembang pesat. Ini adalah merupakan sebuah platform yang ampuh untuk menyampaikan pesan karena kemudahan memposting dan mengedit video dan komentar” (Christensen 2007; Jarrett 2010; Thorson et al 2010) Kehadiran youtube juga dapat memungkinkan umat muslim untuk berbagi vidio antar sesama. Kita dapat memanfaatkan media sosial segagai alat komunikasi interaktif. Hal tersebut dapat menumbuhkan rasa solidaritas dan berbagi pengalaman antar masyarakat (Holter,2007).
Saat ini, dalam media sosial islam online telah tersebar luas, hal tersebut dikarenakan pada saat ini masyarakat lebih banyak yang menggunakan media sosial untuk mencari pengetahuan tentang islam secara meluas. Beberapa tahun terakhir ini media sosial familiar dikalangan masyarakat, sedangkan umat muslim sendiri juga seperti masyarakat pada umumnya dengan menggunakan media sosial untuk mencari tau dan menyebarkan agama islam secara meluas. Hal ini telah membawa perubahan yang memiliki keterlibatan yang cukup terhadap masyarakan muslim untuk berintraksi pada tingkat pribadi dan kelompok. Untuk seorang muslim pribadi, media sosial menawarkan kemampuan untuk berkomunikasi melalui kepekaan dan kemudahan dalam menggunakan sesuatu. (Kini 2009, Yaros 2011)
Channel Youtube Gita Savitri Devi menjadi salah satu channel Islam Online. Channel Youtube Gita Savitri merupakan salah satu channel dalam youtube yang menyuguhkan vidio dengan bumbu-bumbu Islam didalamnya. Beberapa video yang membahas tentang Islam dapat ditemukan di youtube Gita Savitri. Islam dalam youtube Gita Savitri tidak disajikan dalam bentuk vidio ceramah, tetapi juga dalam bentuk vlog yang dapat memotifasi para netizen saat melihat vidio tersebut. seperti vidio yang berjudul “Body positivity, beauty standard, loving yourself”. Selain itu, dalam youtubenya juga gita savitri seringkali beropini tentang islam, tentang bagaimana islam di jerman dan bagaimana islam di Indonesia. Seperti salah satu vidio youtubenya yang berjudul “Bedanya puasa di Jerman dan Indonesia”. Hal tersebut memberikan daya tarik tersendiri bagi masyarakat indonesia bahkan dunia untuk mengetahui tentang islam. Adanya media sosial di zaman sekarang membawa dampak positif dimana masyarakat dapat berkomunikasi dengan teman, mitra bisnis, dan lainya tanpa ada batasan waktu dan kendala geografis dengan minat yang sama (Kraut 2002:49).
Hal ini menunjukan bahwasanya Islam online dalam suatu media sosial seperti YouTube, bisa menjadi alat komunikasi alternatif baru dapat dimanfaatkan oleh semua umat muslim di Indonesia maupun dunia untuk tujuan dakwah. Meningkatnya jejaringan internet di dunia muslim sangatlah penting dengan menekankan fungsinya sebagai wasilah untuk menarik perhatian media internasional dengan berbagi konten digital yang dapat memajukan kekuatan lokal dan menguatkan koneksi (Howard, 2011:150). Salah satu tokoh muslim yang memanfaatkan media ini menjadi media dakwah adalah Gita Savitri Devi yang mana dia mengabadikan kehidupan kesehariannya sebagai seorang muslim yang tinggal di lingkungan minoritas melalui vidio-vidionya yang diunggah di channel YouTubenya, hal ini menjadi salah satu pendukung argumentasi ini mengenai potensi penggunaan media sosial yang dapat mengikat atau menarik perhatian penonton terhadap agama Islam. 

continue reading Islam Online dalam Youtube Gita Savitri

Resensi Buku




Judul Buku : Meraih Kebahagiaan
Penulis : Jalaluddin Rakhmat
Editor : Rema Karyati.S
Desain Sampul : Iman Taufik
Layout : Dedi Junaidi
Penerbit : Simbiosa Rekatama Media
Cetakan : 5 Oktober 2009
Tebal :203 Halaman



Kebahagiaan dan penderitaan merupakan dua pilihan manusia dalam kehidupanya. 99% dari seluruh manusia akan memilih kata kebahagiaan dari pada penderitaan. Kebahagian merupakan tujuan hidup manusia ujar seorang filosof yunani_Aristoteles. Kebahagian juga merupakan fitrah manusia hingga tak ada satupun manusia yang menginginkan hidup menderita.
Aristoteles menceritakan sebuah kisah menarik dalam mengungkapkan kebahagiaan. Kala itu ada seorang yang sangat bijak bernama Creosus, dia juga seorang raja yang kaya dan memiliki tahta dan singgahsana yang megah. Suatu hari raja Creocus menempuh perjalanan dengan berjalan kaki untuk melihat keadaan masyarakat. Pada perjalanannya beliau bertemu dengan satu warganya yang bernama solon. Dengan senang hati solon mengajak baginda raja Creocus untuk bersinggah ke rumahnya. Setelah berbicara panjang lebar raja bertanya sesuatu kepada solon “wahai solon dari banyak orang yang engkau saksikan siapakah diantara mereka yang paling bahagia?”. Tanpa berfikir panjang solon langsung menjawab “ tellu dari athena naginda”.
Raja creous terkejut dengan jawaban solon hingga beliau bertanya dengan sangat keras “mengapa kamu menganggap tellus adalah orang yang paling bahagia?” dengan tenang solon menjawab pertanyaan sang raja “pertama, karena negrinya makmur pada zamanya, tellus memiliki anak laki-laki yang tampan dan baik, beliau sempat hidup dan sempat menyaksikan cucu-cucunya. Selanjutnya setelah beliau menjalani hidupnya dengan bahagia beliau menemui ajalnya dalam keadaan mulia. Dalam pertempuran melawan tetangganya di dekat aleusis, ia meninggal secara terhormat di medan perang. Orang athena memberikan penghormatan yang setinggi-tinginya dalam pemakamanya”. Raja akhirnya bertanya kembali “ apakah kebahagiaanku begitu kecil sehingga kamu tidak meletakanya pada tingkat yang sama dengan orang-orang biasa? Solon kembali menjawab “ mengenai pertanyaanmu aku tidak bisa memiliki jawaban kecuali anda telah menutup hidup anda dalam keadaan bahagia.
Kebahagiaan yang kekal atau abadi adalah kebahagian yang kita rasakan setelah kita meninggal. Ada dua tipe kebahagian dalam kehidupan manusia. Pertama, kebahagiaan yang bersifat episode_ kebahagiaan yang berupa kesenagan-keenangan, kebaikan-kebaikan yang kita kumpulkan dalam kehidupan ini. Kedua yaitu kebahagiaan yang berbentuk sikap kebahagiaan yang diukur setelah kita meninggal.
Jalaluddin Rakhmat seorang penulis buku meraih kebahagiaan ini mengungkapkan bahwa kebahagiaan itu bersifat subyektif bukan obyektif. Dalam buku ini banyak para filosof yang mengungkap kebahagiaan. Karena banyak yang berangkat dari latar belakang filsafat dan psikolog maka berbeda-beda pendapat dalam mendefinisikan kebahagiaan hingga sangat sulit pembaca untuk memahami kebahagiaan itu sendiri.
Namun buku ini sangat mudah dibaca karena penulis mengungkapkan dengan sebuah cerita-cerita yang menarik dan sering dialami oleh kehidupan manusia .Agar pembaca meraih kebahagian yang benar-benar kebahagiaan maka perlulah membaca buku manis berjudul meraih kebahagiaan karangan Jalaluddin Rakhmat ini.
Buku setebal 203 halaman ini memaparkan tentang filosofi kebahagiaan. Buku ini membahas kebahagiaan melalui sudut pandang agama, filsafat, ilmu pengetahuan, serta makna yang sebenarnya tentang kebahagiaan.
Melalui buku ini, kita disadarkan bahwa kebahagiaan bukan datang dari keberuntungan melainkan dari dalam diri sendiri. Kebahagian ataupun penderitaan adalah pilihan yang kita tentukan. Kebahagiaan bukan terletak pada pemilikan uang semata, tetapi terletak pada kegembiraan pencapaian, karena kebahagiaan adalah kewajiban moral dan juga agama. Kita wajib memilih bahagia berdasarkan perintah Tuhan. Berusaha hidup bahagia adalah mengemban misi mulia agama, apapun namanya.
Kita akan bahagia jika dalam pandangan kita tidak ada bedanya antara hidup dan mati, penjara dan istana, miskin dan kaya, racun dan madu. Para psikolog menunjukkan bahwa dalam keadaan bahagia orang-orang juga lebih penyayang, lebih senang membantu, lebih dermawan.


continue reading Resensi Buku

Tug-Ku I




Mahasiswa semester 7 bukan suatu hal yang baru lagi keberadaannya di tengah kampus, malah sebagian besar semester 7 diartikan sebagai semester tua di sebuah lembaga Universitas. Saya sekarang berkuliah disalah satu kampus islami negeri di Bandung, dengan inisial UIN SGD BDG. Saya kuliah di jurusan Komunikasi & penyiaran Islam, salah satu jurusan Terkeren menurut saya pas sebelum saya masuk, lah ko gitu ? iyah soalnya dulu sebelum saya diterima di jurusan KPI ini, saya berfikir kalau KPI itu lebih mengarah ke komunikasi, eh ternyata emang bener sih jurusan Komunikasi hanya saja ada unsur dakwahnya didalamnya karena namanya juga kampus Islam kan? (anggaplah seperti itu hehe)
Awal masuk kuliah saya merasa menjadi orang bodoh sedunia, karena disini posisi saya hanya sebagai orang asing yang 4 tahun kedepan akan menjalin hubungan sosial dengan orang yang belum saya kenal sama sekali. Hal ini dimulai dari OPAK (Orientasi Pengenalan Akademik Kampus) disini saya mulai memulai hari baru dan menemukan orang-orang baru juga pengalaman baru.
Saya pernah merasa begitu bingung ketika bertemu dengan mata kuliah yang diajarkan di kampus saya, bukan hanya bingung karena apa yang disampaikan oleh beberapa dosen, tetapi juga bingung karena beberapa dosen menyampaikan mata kuliah dengan menggunakan bahasa sunda. Than, di awal semester saya harus celingak celinguk kekanan dan ke kiri untuk menanyakan arti dari bahasa sunda yang disampaikan oleh beberapa dosen itu.  
            Di semester berikutnya, saya mulai terbiasa dengan bahasa dan keadaan di sekeliling saya, hanya saya terkadang saya mulai bosen dengan segala hal tentang perkuliahan. Saya bosan datang ke kampus, kuliah, ke perpus, pulang, makan, tidur, semua itu membuat keseharian saya menjadi seorang mahasiswa biasa-biasa saja dan tidak ada yang istimewa. Maka mulai tumbuh keinginan dalam diri saya untuk menjadi seorang aktivis kampus. Ini saya mulai dengan ikut aktiv dalam menjadi kepanitiaan di acara-acara yang diselenggarakan oleh himpunan. Selain itu, saya juga pernah mengikuti salah satu Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) yaitu Lembaga Pers Mahasiswa Suaka yang berfokus dalam bidang kejurnalistikan,otomatis kegiatan tulis menulis menjadi aktivitas yang wajib bagi saya, masalahnya adalah saya adalah orang yang sedikit rajin banyak malasnya, dan itu menjadi penghambat bagi saya sendiri dalam mengembangkan  kemampuan menulis. Sayangnya, setelah melalui beberapa tahapan untuk menjadi anggota LPM Suaka, saya dinyatakan tidak lolos pada tahap akhir. Sakit sih tapi tidak sesakit tikungan teman kok hehe, dengan segala usaha yang sudah saya lakuin, kesana kemari buat mencari sebuah berita, tapi? Hemm sepertinya Allah punya rencana lain yang lebih indah.
Ternyata, Allah memang punya rencana lain yang lebih Indah, hanya saja saya tidak bisa memanfaatkan kesempatan itu dengan baik. Dari tidak lolos menjadi anggota LPM Suaka, ghiroh saya untuk aktiv di suatu organisasi meningkat drastis. Saya ikut organisasi ini dan itu, kesana dan kemari, sampai saya merasa bahwa saya ternyata tidak benar-benar ikut dalam organisasi tersebut, hanya sekedar ikut daftar, datang diawal dan entah kemana seterusnya. Disitu saya berpikir bahwa organisasi yang saya ikuti selama ini ternyata hanyalah pelampiasan karena tidak lolosnya saya menjadi anggota LPM Suaka. Tapi setidaknya saya menjadi punya beberapa teman baru dan pengalaman baru.
Selanjutnya, saya mencoba untuk menghindari organisasi-organisasi yang ada di kampus, bisa dibilang beberapa saat saya hanya menjadi mahasiswa kupu-kupu, tanpa menjadi kepompong dahulu. Membosankan sih, tapi saya menikmati itu, karena disitu saya yang tidak begitu dekat dengan anak kelas menjadi suka kumpul dengan anak kelas. Meskipun hanya sekedar kumpul ngomongin orang, tapi entahlah kalo boleh jujur saya suka dengan hal semacam itu. Sampai saya merasa kalau masa kuliah aku terlalu membosankan dan tidak akan meninggalkan kesan kalau hanya aku gunakan untuk hal semacam ini, dari sinilah aku mulai ikut organisasi lagi.
Dari sini, saya mulai menemukan kebiasaan baru, kebiasaan ngopi yang dapat menghadirkan inspirasi. Terkadang ketika saya mulai bosan dan merasa jenuh dengan aktivitas kampus, saya memilih ngopi. Karena terlalu fokus dengan tugas akan menjadikan saya lupa akan segalanya, lupa makan, mandi, waktu, dan bahkan lupa bedanya mana teman dan mana lawan. Maka, disini saya memilih menjadi mahasiswa santai tapi produktif, produktif disini dalam artian saya santai tapi tugas kampus terselesaikan dengan baik. Karena bagaimanapun kuliah adalah kewajiban kita sebagai seorang anak kepada orangtua dan tugas adalah kewajiban kita sebagai seorang mahasiswa, tetapi ngopi adalah hak bagi setiap manusia.  
 Bagi saya, puncak kejenuhan selama menjadi mahasiswa jurusan KPI ini ada di semester 6 naik ke semester 7, dimana disini banyak sekali kegiatan yang harus diikuti. Mulai dari les ICT, kursus bahasa Arab, Semester mukim, Praktek Profesi Mahasiswa, dan dilanjut dengan Kuliah Kerja Nyata. Hal itu sangat membosankan sehingga saya merasa ingin cepat-cepat wisuda. Karena selain PPM dan KKN itu menguras tenaga, juga membuat saya kesal, dimana kegiatan tersebut menyita waktu liburan saya. Tetapi memang, dari kegiatan tersebut, banyak sekali pengalaman pengalaman yang belum pernah saya dapat, pengalaman yang tidak akan pernah saya dapatkan didalam kelas.
 Kalau bicara tentang perubahan yang saya alami dari pertama masuk kuliah sampai hari ini, pastinya banyak banget perubahan yang terjadi, dari segi keilmuan dan juga dari segi kehidupan sosial. Sekarang saya lebih bisa membedakan mana yang benar dan mana yang salah, lebih bisa memanag waktu, berani beragumen dan lain sebagainya, karena menurut saya kuliah tidak melulu tentang ilmu yang kita dapatkan didalam kelas tetapi juga tentang bagaimana sikap kita diluar kelas. Meskipun tetap saja saya adalah orang yang sedikit rajin banyak malasnya.
Oh iyaa, karena ini tugas teknik menulis naskah, saya akhiri tulisan pertama saya ini dengan mengutip kata-kata dari buku “Perpustakaan kelamin”.
Satu kata, dua kata, tiga kata dan jadilah Cakrawala !

continue reading Tug-Ku I

Senin, 03 Desember 2018

Tak selamanya milk based, Kopi single origin wajib diicip




Kopi, sebuah kata benda yang magis dan juga makin kesohor sekarang ini. Betapa tidak, bukan soal gaya hidup saja. Tetapi kini kopi menjadi pengetahuan yang worth it untuk diketahui. Dan buat kamu yang mulai penasaran, sangat tidak salah untuk lebih menggalinya.
Terutama pemula, pasti cuman sekedar mampir ke coffee shop satu dan lainnya. Kopi yang dipesan pun tak akan jauh dari milk based, Latte atau Capuccion. Tak apa, itulah cara kalian menyesuaikan lidah yang biasa terpapar kopi sasetan hari baik. Ternyata, Based Capuccion tak semanis rasa-rasa kopi yang digunting, kan?
Atau kalian lebih tertarik dengan Latte Art karya baristanya? Apa yang menjadi favorit kalian? Bentuk Love, Tulip, Beruang, atau Angsa? Yang pasti apapun itu yang bisa foto-able buat di upload ke Instagram ya, kan. Apalagi ditambah foto pakai mirroless sambil pose ala-ala. Pokoknya jeprat-jepret buat memperapik feeds Instagram.
Oh, satu lagi, didukung tempat ngopi hasil googling—yang recommended atau instagram-able. Kan? Kan? Pokoknya dari situ kalian mulai memunculkan image “Anaknya teh kopi banget…”. Tapi giliran ditanya, kopi Arabica atau Single Origin malah tanya balik, “Itu apa ya?” Ha! Payah.
Sah-sah saja, toh itulah fase yang akan dialami oleh tiap pemula, termasuk aku—dulu. Well, sekarang juga masih, sih. Bedanya sekarang sedang dalam proses mengenal rasa tiap Single Origin dari Beans Nusantara (azek). Plus, akan balik lagi ke meja bar. Walau gak literally kerja di bar.
Tetapi kesempatan belajar nyeduh kopi itu datang dari perjalananku nyicip cangkir ke cangkir, kedai ke kedai, sampai akhirnya menemukan satu kedai kopi langganan yang sekaligus jadi tempat belajar. Jadi itulah kenapa belajar soal kopi itu ada sisi untungnya.
Meski disayangkan kopi belakangan ini jadi style yang menunjukkan sebuah kelas sosial sih. Karena mereka ingin merasakan gaya, bukan kopinya. Yang dibilang ngopi pun baik oleh kalangan muda dan tua, masih belum bisa move on dari kopi kapal yang musti digunting dulu, baru bisa diseduh. Huft.
Satu hal lainperlu kalian ketahui, bahwa Indonesia adalah negara kedua penghasil kopi tersebar di dunia setelah Brazil. Jadi, bayangkan, betapa kayanya perkebunan kopi kita di bandingkan negara lain? Namun, justru budaya ngopi—asli-nya masih jauh di antara kita. Miris memang.
Ini penting. Terutama kaum milenialis yang selalu menyisipkan style dalam apapun aktifitasnya. Well, sebutlah sebegai sentuhan kreatif. Jadi kenapa tidak kita memulai dari belajar  atau sedidaknya mengenal lebih lagi soal kopi? Kopi single origin.
Kopi asli dari daerah-daerah kita. Di barat ada Sumatera dan Jawa, di tengah ada Kalimatan, Sulawesi dan Bali sementara di timur ada Papua, NTT dan NTB. Ah, banyak. Contoh, di Jawa Barat disebut dengan Java Preanger.
Java Preanger adalah biji kopi yang berasal dari tanah Jawa Barat. Banyak sekali daerah penghasil kopi di Jabar seperti Lembang, Ciwidey, Manglayang, Garut, dan lainnya. Dan itu memiliki nama yang berbeda. Contohnya, di Lembang ada Guntur, Garut ada Banyombong. Itu menandakan lokasi kebun itu ada di wilayah mana.
Beda wilayah, beda kontur tanah, ketinggian dan sebagainya. Itu mempengaruhi rasa kopinya sendiri. Kita bisa bicara soal after taste, alat seduh apa yang dipakai, rasa apa yang ingin ditonjolkan atau diciptakan. With coffee, everything can be possible. Dan panjang sekali kalau aku rincikan, betapa kaya sekali pengetahuan soal kopi. Karena itu masih soal biji, belum ke alat, teknik, roasting, dan kawannya.
Okay, tenang, jangat takut kalau ngulik kopi itu membingungkan karena saking banyaknya item yang harus kalian pelajari dan juga ingat. Terpenting adalah selami semua itu secara perlahan. Seiring dengan rasa tertarik, kalian tidak akan merasa bosan. Malah akan semakin penasaran dan ingin tahu banyak.
Poinnya adalah aku mengajak untuk mengenal kopi dari tanah sendiri. Ingat, karena kopi tak melulu soal look. Latte Art hanya seni menggambar diatas foam susu sudah membaur dengan ekspresso. Kita bisa menikmati cantiknya bentuk itu hanya sekitar 5 menitan.
Bagaimana kalian bisa mengenal kalau melulu kopi dicampur susu? Bukan tidak boleh, tapi yuk beralih ke Single Origin. Sebab, dari situ kalian akan tahu, betapa kayanya negeri ini sampai ke taraf biji kopinya. Kaya akan rasa. Bersyukurlah untuk itu. But first, taste Single Origin-Coffee.
continue reading Tak selamanya milk based, Kopi single origin wajib diicip

Sabtu, 01 Desember 2018

Sudahkah kau menengguk kopi?




Sebaik-baiknya kopi yang kamu buat, kopi tetap mempunyai sisi pahitnya” ujar Dewi Lestari dalam cerita pendeknya yang berjudul Filosofi Kopi. Yah kopi memang minuman yang penuh sejarah, minuman yang melanglang buana ke penjuru dunia, termasuk Indonesia. Kopi pertama kali masuk ke Indonesia di bawa oleh salah satu jenderal dari Belanda yaitu Jenderal Adrian Van Ommen, saat itu dia membawa jenis kopi Arabika, pada tahun 1696 di Batavia atau sekarang Jakarta.

Pada saat kopi sudah menyebar di Nusantara khususnya di jawa, Belanda memanfaatkanya sebagai salah satu bahan prioritas ekspor. Kopi bagi para orang Jawa dulu dianggap sebagai minuman kaum Borjuis, kaum menengah atas yang hanya di minum oleh jenderal-jenderal belanda dan para Meeniir. bagi pribumi kopi merupakan minuman emas, lantas warga pribumi pun memutar otak bagaimana menikmati secangkir kopi tersebut, dipungutlah kotoran-kotoran hewan Luwak yang sering kali memakan biji-biji kopi petani. Beruntungya luwak tahu betul mana kopi yang berkualitas bagus dan matang. Setelah mengambil biji kopi tersebut para petani mulai membersihkan biji kopi dari kotoran luwak dan menjemurnya, lantas ditumbuk menjadi serbuk lalu diseduh dengan air panas, dan jadilah kopi luwak yang terkenal tersebut.

Pada masa ini harga secangkir kopi luwak di benua sebrang sana bisa mencapai 35 USD sampai 100 USD atau sekitar 1,4 juta percangkirnya sesuai kualitas. Indonesia sebagai Negara produsen biji kopi terbanyak ke-4 di dunia, lantas tidak membuat warga Indonesia maniak kopi, tapi Finlandia lah yang menurut data sebagai Negara paling menggemari kopi.

Indonesia memang tidak maniak kopi, tetapi tahun ke tahun data menunjukan warga Indonesia meningkat terus akan kegemaran pada kopi ini. Bisa kita lihat dari meningkatnya kafe-kafe, atau kedai-kedai kopi yang beranak pinak, dengan dibalut interior classic dan vintage menimbulkan kesan kenyamanan tersendiri bagi para pengunjung, apalagi dengan disokong dengan fasilitas Wifi yang cepat.

Tetapi dalam fenomena tersebut menunjukan ada 3 tipikal pengunjung kopi yang datang ke kafe-kafe atau kedai kopi, pertama, orang-orang yang memang sangat menyukai kopi dan memang maniak pada kopi. Kedua, orang-orang yang datang ke tempat tersebut hanya mencari kenyamanan tersendiri untuk sekedar mengobrol bersama sahabat, atau untuk berkerja. Ketiga, orang-orang yang punya hasrat narsisme tinggi, yaitu mencari kafe yang berdesain ciamik lalu berswafoto dengan kawannya, lantas memfoto makanan atau minuman yang lalu di unggah ke Instagram atau bahkan hanya untuk mencari Wifi cepat untuk berseluncur di dunia maya.

Tak ada yang salah dari fenomena tersebut, justru bagi para pemilik kafe merasa senang karena banyak pengunjung yang datang dan membeli makanan dan minumannya. Mari kita kesampingkan hal tersebut dan mulai melihat salah satu Negara di eropa yaitu Italia. Italia juga mempunyai kegilaan yang sama terhadap kopi, bahkan sebuah berita di Tirto.co Italia mempunyai 3 hal yang dipuja, pertama, Paus (tokoh agama) kedua, makanan (pasta dan pizza) dan ketiga, kopi. Bahkan banyak kata-kata di Italia sana yang menunjukan kegilaan mereka akan khususnya makanan dan Kopi, “Life is a combination of magic and pasta.”  Ujar salah satu artis italia di sana, ada juga tak kalah menarik “La Vitta Iniza Dopo Il Caffee.” Hidup dimulai setelah secangkir kopi.

Italia memang tak bisa lepas dari kopi, sama halnya dengan Indonesia, beruntunglah kalian yang suka kopi dan ngopi, karena budaya tersebut sama dengan budaya di Italia sana. Cuma bedanya di Italia sana mereka menikmati kopi dengan berbincang-bincang dengan suguhan roti khas italia sana, di Indonesia kebanyakan kopi di nikmati dengan di cangkiri bekas Aqua gelas, dan tak lepas dari tangan kanan memegang sebatang rokok, dan tangan kiri yang memegang Handphone sambil mengecek seberapa banyak love yang muncul di Instagram masing-masing.

Tak apa, setiap budaya mempunyai cirinya masing-masing, akan aku akhiri tulisan ini dengan quote dari penulis buku Distilasi Alkena, “Bila akhirnya bukan aku yang kau pilih di pelaminan. Setidaknya, kopi kita pernah bersanding di satu meja berbagi perasaan.”
continue reading Sudahkah kau menengguk kopi?

Jumat, 30 November 2018

Soal Cinta (Tidak) Selalu Menarik

Perbincangan soal cinta, menjadi sangat menarik, terutama bagi remaja belasan tahun sampai memasuki kepala tiga. Betapa tidak, di usia ini sebagian orang mulai menyukai lawan jenis, sebagian lainnya sudah punya pasangan, sebagian lainnya setia menanti, sebagian lainnya khawatir terhadap jodohnya, sebagian lainnya bahkan sudah menikah dan mempunyai buah hati. Maka tak heran, jika obrolan soal cinta begitu menarik dan banyak diperbincangkan pada usia ini.
Ketika sedang berkumpul dengan teman misalnya, pertanyaan atau pernyataan soal cinta menjadi bahan obrolan yang tidak pernah ada habisnya. Satu sama lain saling menanyakan dan ditanyai soal perjalanan cintanya. Apa kamu juga merasa begitu? Yaa, bagi saya ini menjadi hal wajar. Sebab, di usia beranjak dewasa dan sudah dewasa ini memang masanya lekat dengan cinta.
Namun, menjadi tidak wajar jika di usia yang seharusnya sangat produktif ini menjadi galau memikirkan cinta. Sehari-harinya dipenuhi kegalauan tentang siapa jodohnya, bagaimana jika belum dapat jodoh di usia sekian, bagaimana agar setia dalam penantian, melihat teman sudah banyak yang menikah, galau karena lawan jenis yang disukainya ternyata bersama yang lain, dan masih banyak lagi.
Bahayanya adalah, jika kegalauan dan kekhawatiran ini sampai memenuhi pikiran. Sehingga, apa-apa yang menjadi kebaikan lain, yang seharusnya bisa lebih positif masuk ke dalam pikiran, menjadi tertahan oleh kegalauan tentang cinta. Kegalauan ini bisa menjadi wajar, jika hanya di simpan di dalam hati, dan tidak disebarkan kepada publik melalui media sosial dengan dalih mencurahkan isi hati.
Sebagian pemuda zaman sekarang dengan mudah menyebarkan kegalauannya, penantiannya, dan kekhawatirannya melalui media sosial. Bukan hanya akun pribadi saja yang berbicara soal cinta macam itu. Bahkan, akun-akun lain pun sengaja dibuat hanya untuk membicarakan soal cinta, dengan ribuan pengikutnya. Apa yang kita follow, apa yang kita baca, apa yang kita bagikan, jika terus menerus membicarakan soal cinta, maka pikiran kita juga hanya akan dipenuhi oleh hal itu.
Sayang sekali jika masa muda hanya dihabiskan untuk memikirkan dan mengkhawatirkan tentang cinta. Masing-masing dari kita memiliki fase yang sudah diatur oleh Pencipta, maka tak perlu terlalu dikhawatirkan, dan tak usah digalaukan. Masih banyak hal lain di luar sana yang lebih bermanfaat untuk dibahas. Masih banyak bacaan-bacaan yang lebih bermanfaat untuk dibaca. Masih banyak akun media sosial lain yang bermanfaat untuk di follow.
Di usia yang sangat produktif ini, seharusnya kita bisa lebih produktif dalam mengembangkan diri. Banyak hal lain yang bisa dilakukan bukan? Bisa dengan mengikuti komunitas tertentu, menekuni hobi, pertajam keilmuan, mencoba hal baru, membantu sesama, atau pergi sana-sini untuk menambah pengalaman misalnya. Kenapa harus melulu soal cinta? Padahal kita bisa berkarya. Ternyata persoalan cinta (tidak) selalu menarik ya?
continue reading Soal Cinta (Tidak) Selalu Menarik

Misteri Malam




Ada yang menghakimi untuk selalu hadir, ada yang suka humor dengan kata pergi, ada juga yang menghasilkan kata sulit dimengerti lalu kembali. Ada ada saja.

: Hidup ini sedemikian rupa, harus patah untuk tumbuh, harus hilang untuk dikenang, harus pergi untuk digantikan.

:Malam yang sangat sepi, tidak ada suara, kecuali; suara jarum jam dan detak jantung sendiri, sepi yang sempurna untuk menginggat wajahmu lagi

:Kali ini sangat misteri, malam pasti mengulang sedangkan waktu bersamamu tidak akan. Entah sampai kapan rindu mencintaimu itu hilang
continue reading Misteri Malam